ADAPTASI MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KECAMATAN TRUCUK, KABUPATEN BOJONEGORO

Irene Yuliana Faradiba, Turniningtyas Ayu Rachmawati, Fadly Usman

Abstract


Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah rawan bencana terutama bencana banjir. Penyebab banjir Kabupaten Bojonegoro juga disebabkan oleh curah hujan tinggi, pendangkalan Sungai Bengawan Solo, dan luapan air di 15 anak sungai. Letak Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah hilir Sungai Bengawan Solo. Terdapat 13 kecamatan dari 28 kecamatan salah satunya Kecamatan Trucuk. Beberapa desa di Kecamatan Trucuk juga berbatasan langsung dengan aliran Sungai Bengawan Solo, dan pada tahun 2016 terdapat 10 desa dari 12 desa tergenang banjir di Kecamatan Trucuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko bencana banjir yang nantinya digunakan untuk mengetahui bentuk adaptasi masyarakat terhadap bencana banjir. Penelitian ini menggunakan analisis risiko untuk dapat mengidentifikasi tingkat risiko dan metode deskriptif untuk menggambarkan bentuk adaptasi masyarakat yang dilakukan dalam menghadapi bencana. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Trucuk memiliki 3 tingkat klasifikasi risiko bencana banjir yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Luas daerah dengan tingkat risiko rendah pada Kecamatan Trucuk sebesar 1616,8 ha, tingkat risiko sedang seluas 773,68 ha, dan klasifikasi tingkat risiko tinggi seluas 1280,58 ha. Bentuk adaptasi masyarakat dalam menghadapi bencana banjir pada Kecamatan Trucuk dibedakan berdasarkan tingkat risiko yang dialami diantaranya meninggikan pondasi, rumah 2 lantai, dan penyediaan pintu penahan air.

Keywords


Banjir; Resiko; Adaptasi

Full Text:

PDF

References


BALITEKDAS Solo, 2016

BAPPENAS, 2012

BPBD Bojonegoro, 2015

BPBD Bojonegoro, 2017

Department of City Planning New York. 2019.

Dewi, A. 2007. Community Based Analysis of Coping with Urban Flooding: A Case Study in Semarang, Indonesia. Itc, International Institute for Geo-Information Science, Msc Thesis, Enshede, The Netherland

Dikmen, N. 2006. Relocation or Rebuilding in The Same Area: An Important Factor for Decision Making for Post-Isaster Housing Projects. Unpublished Report. Montreal: University of Montreal

Hilma, Q. 2016. Kajian Kapasitas Adaptasi Masyarakat Pesisir Pekalongan Terhadap Kerentanan Banjir Rob. Semarang. Jurnal Wilayah dan Lingkungan.

Latief. 2015. Peta Risiko Banjir dan Potensi Pemanfaatannya. Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum

Mislan. 2011. Bencana Banjir, Pengenalan Karakteristik dan Kebijakan Penanggulangannya di Provinsi Kalimantan Timur. Skripsi: FMIPA Universitas Mulawarman

Novia, R. 2014. Kapasitas Adaptasi terhadap Kerentanan dan bencana Perubahan Iklim di Tambak Lorok Kelurahan Tanjung Mas Semarang. Semarang. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota

Perda Kabupaten Bojonegoro No 7 Tahun 2012

Perka BNPB No 2 Tahun 2012

Perka BNPB No 3 Tahun 2012

Rachmawati, T, A. 2018. Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Tata Ruang. Malang: UB Press

RTRW Kabupaten Bojonegoro, Tahun 2011-2031

Somantri, L. 2008. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh Untuk Mengidentifikasi Kerentanan Dan Risiko Banjir. Jurnal Gea, Jurusan Pendidikan Geografi, 8(2)

Sulaiman dkk. 2016. Analisis Genangan Banjir Akibat Luapan Bengawan Solo.

Sumekto, D, R. 2011. Pengurangan Risiko Bencana Melalui Analisis Kerentanan dan Kapasitas Masyarakat Menghadapi Bencana. Pengembangan Kawasan Merapi.

Usman, F. 2018. Strategy of Urban Settlement planning through a Model of Public Service Facilities. Surabaya: IOP Publishing.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.