ANALISIS TINGKAT KETANGGUHAN DESA BERDASARKAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA DI PULAU GILIGENTING KABUPATEN SUMENEP

Vicelia Intan Savila, Turniningtyas Ayu Rachmawati, Aris Subagiyo

Abstract


Desa tangguh bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak-dampak bencana yang merugikan. Terdapat tiga kategori desa tangguh bencana berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yaitu desa tangguh bencana pratama, desa tangguh bencana madya, dan desa tangguh bencana utama. Kabupaten Sumenep baru memiliki lima desa tangguh bencana dan berada pada kategori desa tangguh bencana pratama. Kelima desa tersebut berada pada wilayah darat Kabupaten Sumenep, sedangkan di wilayah kepulauan belum ada satupun desa tangguh bencana. Padahal wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep memiliki risiko gelombang ekstrem dan abrasi serta cuaca ekstrem. Pengembangan desa tangguh bencana perlu dilakukan di wilayah kepulauan Kabupaten Sumenep. Sebelum melakukan upaya tersebut perlu diketahui nilai tingkat ketangguhan desa. Pengukuran tingkat ketangguhan desa menggunakan kuesioner yang terdiri dari enam puluh pertanyaan. Data penelitian menggunakan jawaban kuesioner masyarakat tentang desa tangguh bencana yang memiliki enam variabel yaitu legislasi, perencanaan, kelembagaan, pendanaan, pengembangan kapasitas dan penyelenggaraan penanggulangan bencana. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tiga desa termasuk pada ketegori desa tidak tangguh bencana (Desa Bringsang, Desa Galis, dan Desa Gedugan), sedangkan Desa Aenganyar termasuk Desa Tangguh Pratama.


Keywords


Desa-Tangguh-Bencana; Penyelenggaraan-Penanggulangan-Bencana

Full Text:

PDF

References


BNPB. (2012). Peraturan Kepala BNPB Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pedoman Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

BNPB. (2017). Data Informasi Bencana Indonesia. http://dibi.bnpb.go.id/. (diakses 1 Agustus 2017).

Darsyah, M. Y., & Wasono, R. (2013). Pendugaan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Sumenep Dengan Pendekatan SAE. ResearchGate: 225-234. Semarang.

Diposaptono, S., Budiman, & Agung, F. (2013). Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. Sains Press.

Purba, D. (2016). Rancangan Model CSR (Pertiwi) Sebagai Basis Pengembangan Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Giligenting. National Conference on Economic Education: 315-350. Malang: Pascasarjana Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri malang.

Parsons, M., Glavac, S., Hastings, P., Marshall, G., McGregor, J., McNeill, J., Stayner, R. (2016). Top-Down Assessment of Disaster Resilience: A Conceptual Framework Using Coping and Adaptive Capacities. International Journal of Disaster Risk Reduction:1-11. Australia: Elsevier.

Rusli, Irjan, & Rudyanto, A. (2010). Pemodelan Tsunami Sebagai Bahan Mitigasi Bencana Studi Kasus Sumenep dan Kepulauannya. Jurnal Neutrino, II(2):164-182.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.