FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN KAWASAN URBAN FRINGE (STUDI KASUS: KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL)

Immanuel Hamonangan Setyawan Hutapea, Agus Dwi Wicaksono, Nindya Sari

Abstract


Pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Yogyakarta sejalan dengan peningkatan kebutuhan lahan, sehingga menyebabkan perluasan kawasan perkotaan di kawasan urban fringe. Kecamatan Banguntapan merupakan salah satu daerah di pinggiran kota terkena dampak dari perluasan kawasan perkotaan. Laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan perumahan yang menyebabkan intervensi lahan pertanian serta persebaran penduduk tiap desa tidak merata yang menimbulkan permukiman padat dan tidak teratur. Jumlah moda transportasi dan jangkauan pelayanan menghubungkan pusat Kota Yogyakarta dengan permukiman di Kecamatan Banguntapan kurang lebih 4 koridor yang hanya melewati jalan lingkar Provinsi D.I. Yogyakarta. Menyikapi permasalahan tersebut, perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor perkembangan di Kecamatan Banguntapan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai perkembangan kawasan urban fringe dan mengidenfikasi faktor perkembangan kawasan urban fringe. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis faktor konfirmatori. Hasil dari menunjukan bahwa faktor perkembangan kawasan urban fringe di Kecamatan Banguntapan adalah jumlah penduduk, kepadatan penduduk, migrasi, jaringan jalan, fasilitas perdagangan, dan pembangunan perumahan.

Keywords


Urban-Fringe; Persepsi; Analisis-Faktor-Konfirmator

Full Text:

PDF

References


Adisasmita, Rahardjo. 2015. Teori Pertumbuhan Kota. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Starchrnko, Okasana M. 2005. Form And Structure Of The Rural-urban fringe As A Diagnostic Tool Of Postmodern Urban Development in Canada [disertasi]. Kanada (CA): University of Saskatchewan

Kurniawan, M. Fauzan. 2016. Analisis Dampak Transformasi Spasial Urban fringe Timur Kota Surakarta Kaitannya Dengan Perkembangan Kawasan Perumahan Tahun 2003-2013 [tesis]. Surakarta:Universitas Sebelas Maret Surakarta

Baiquni & Setioko, 2014, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Area Pinggiran (Studi Kasus: di Kecamatan Karanganyar sebagai Ibukota Kabupaten Karanganyar). Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Volume 10 (4): 440-452 Desember 2014

Ahmadi, 2005, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik Area Pinggiran Kota Berdasarkan Aspek Persepsi Bermukim Pada Kota Sengkang Propinsi Sulawesi Selatan [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro

Eko, Triagus. 2012. Perubahan Penggunaan Lahan dan Kesesuaiannya terhadap RDTR di Wilayah Peri-Urban Studi Kasus: Kecamatan Mlati.

Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Volume 8 (4) :330-340

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Hanief, Farisul.2014. Pengaruh Urban Sprawl Terhadap Perubahan Bentuk Kota Semarang Ditinjau dari Perubahan Kondisi Fisik Keluarahan Meteseh Kecamatan Tembalang. Jurnal Ruang Volume No 1 : 341-350

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. 2009. Kabupaten Bantul dalam Angka 2009. Kabupaten Bantul : Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. 2014. Kabupaten Bantul dalam Angka 2014. Kabupaten Bantul : Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. 2019. Kabupaten Bantul dalam Angka 2019. Kabupaten Bantul : Badan Pusat Statistik

Pemerintah Kabupaten Bantul. 2016. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul 2016-2021

Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta. 2010. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2009-2029.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.