BENTUK DAN TINGKAT KETERKAITAN KECAMATAN CIBINONG TERHADAP KOTA DEPOK

Sulthon Kamel Machmud, Wawargita Permata Wijayanti, Aris Subagiyo

Abstract


Kecamatan Cibinong merupakan ibukota Kabupaten Bogor yang memiliki peran sebagai kota satelit pada wilayah Jabodetabekpunjur. Keterbatasan sumberdaya, seperti lapangan pekerjaan mendorong tingginya pergerakan ke kawasan lainnya. Pergerakan ini mengindikasikan adanya keterkaitan Kabupaten Bogor dengan kawasan lainnya, termasuk Kota Depok. Jumlah pergerakan yang terbentuk dari Kabupaten Bogor ke Kota Depok merupakan yang tertinggi kedua setelah pergerakan ke Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan tingkat keterkaitan yang terjadi diantara kedua wilayah tersebut. Keterkaitan antar kota satelit ini dilihat dari aspek fisik, ekonomi dan pergerakan masyarakatnya. Keterkaitan fisik dilihat berdasarkan intensitas pergerakan pada jalan yang menghubungkan kedua kawasan, keterkaitan ekonomi dilakukan dengan melihat perbedaan ketersediaan sumberdaya seperti sarana perdagangan dan jasa pada kedua wilayah, serta keterkaitan pergerakan masyarakat melalui perbedaan ketersediaan lapangan pekerjaan. Metode analisis yang digunakan berupa analisis statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi, berupa mean ataupun modus yang digunakan untuk menjelaskan bentuk dan intensitas keterkaitan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat keterkaitan fisik yang tergolong tinggi dilihat dari singkatnya waktu tempuh yaitu 26 menit sampai 35 menit, kemudian tingkat keterkaitan ekonomi yang tinggi terlihat dari bentuk keterkaitannya yaitu 84% responden melakukan kegiatan ekonomi di Kota Depok dengan pengeluaran mencapai 30% dari total pengeluaran, serta terakhir yaitu tingkat keterkaitan pergerakan masyarakat yang tinggi dilihat dari bentuk keterkaitannya berupa 73% responden menggunakan sarana dan seluruh responden memiliki kegiatan utama bekerja di wilayah tujuan. 


Keywords


keterkaitan-wilayah; fisik; ekonomi; pergerakan-masyarakat; analisis-statistik-deskriptif

Full Text:

PDF

References


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). 2016. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor 2016-2036. Bogor : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). 2018. Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor 2017. Bogor: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Cibinong Dalam Angka 2018. Bogor: Badan Pusat Statistik.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Dardak, Hermanto et al. 2008. Metropolitan di Indonesia : Kenyataan dan Tantangan dalam Penataan Ruang. Jakarta: Direktorat Jendral Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum.

Kasikoen, Ken Martina. 2011. Keterkaitan Antar Wilayah (Studi Kasus: Kabupaten Cilacap). Jurnal Planesa. II(2):146-253.

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 2018. Presentase Konsumsi Masyarakat Berdasarkan Komponen. Jakarta : Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional

Morissan. 2015. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PRENADAMEDIA GORUP.

Rahayu, Triani Agustina. 2013. Keterkaitan Kota Demak terhadap Kota Semarang dalam Lingkup Wilayah Metropolitan. Jurnal Wilayah dan Lingkungan. I(2):105-122.

Rondinelli, Dennis A. 1985. Applied Methods of Regional Analysis : The Spatial Dimention of Development Policy. London: Westview Press.

Rustiadi, Ernan et al. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: ALFABETA.

Suprapta. 2006. Ketergantungan Wilayah Kecamatan Mranggen terhadap Kota Semarang. Tesis. Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Yunus, Hasi Sabari. 2010. Metode Penelitian Kontemporer. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.