PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) DI KAWASAN MANGGARAI

Abstract

Kawasan Manggarai memiliki berbagai moda transportasi, yaitu KRL Commuter Line, KRL Bandara SoekarnoHatta, BRT Transjakarta, serta rencana kereta api jarak jauh. Stasiun Kereta Api Manggarai ditetapkan sebagai pengembangan stasiun pusat yang berfungsi sebagai stasiun dalam kota (interchange) dan antar kota (regional). Kawasan Manggarai direncanakan sebagai kawasan perkantoran, perdagangan, jasa, dan campuran yang berintensitas tinggi dengan konsep TOD yang terintegrasi dengan angkutan massal. Penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) dilakukan pada masing-masing aspek menggunakan analisis tingkat kesesuaian dengan metode multi criteria analysis (MCA). Selain itu, dilakukan arahan pengembangan yang direncanakan melalui analisis tingkat kesesuaian yang sudah dilakukan sebelumnya serta analisis deskriptif statistik berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan kepada pengguna transportasi di Kawasan Manggarai. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa tingkat kesesuaian TOD di Kawasan Manggarai berada pada angka 42,22%. Jika dibandingikan dengan standar TOD maka nilai Kawasan TOD Manggarai masih belum memenuhi standar teredah yaitu bronze standard sebesar 56%. Pengembangan sistem transportasi dan pengelolaan tata guna lahan di Kawasan Manggarai berdasarkan hasil kuesioner terhadap pengguna transportasi. Urutan prioritas pengembangan mulai dari aspek infarstruktur non-motorized, kemudian pengembangan aspek keragaman pemanfaatan ruang, pengembangan aspek parkir, pengembangan aspek angkutan umum, dan yang terakhir pengembangan aspek kepadatan. Arahan pengembangan Kawasan Manggarai direncanakan untuk dapat menciptakan kawasan TOD dengan pilihan transportasi yang inklusif serta pengembangan guna lahan yang variatif.