Abstract
Kawasan Pecinan yang terletak pada Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang merupakan salah satu kawasan bersejarah yang belum memiliki daya tarik kultural bagi Kota Malang. Kawasan Pecinan Kota Malang memiliki peninggalan bangunan yang berakulturasi antara gaya bangunan Kolonial dan Tionghoa. Namun, Kawasan Pecinan Kota Malang kini hanya identik sebagai daerah pertokoan saja bukan sebagai warisan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik bangunan dan lingkungan serta perubahannya, serta memberikan arahan tindakan pelestarian bangunan dan lingkungan bersejarah pada Kawasan Pecinan Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan evaluatif yang menghasilkan arahan tindakan pelestarian bangunan dan lingkungan besejarah pada Kawasan Pecinan Kota Malang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 218 bangunan bersejarah yang terdapat pada Kawasan Pecinan Kota Malang. Penggunaan lahan pada kawasan ini didominasi oleh perdagangan dan jasa sebesar 80,76%. Pola jalan yang berkembang pada kawasan ini merupakan pola grid, dengan bentuk bangunan yang memiliki ketinggian serupa 1-3 lantai. Tindakan pelestarian yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu 189 bangunan bersejarah yang mendapat tindakan preservasi, dan 29 bangunan dengan tindakan rehabilitasi. Kemudian tindakan pelestarian lingkungan yang dihasilkan yaitu pembatasan terhadap alih fungsi lahan Perumahan, terutama bangunan bersejarah menjadi bangunan bergaya modern, mempertahankan pola sirkulasi jalan sebagai identitas kawasan pecinan, dan penentuan pedoman desain kawasan agar tercipta keselarasan dengan bangunan dan lingkungan bersejarah di sekitar Kawasan Pecinan Kota Malang.
Keywords
Bangunan; Kawasan-Pecinan; Lingkungan
References
Budihardjo, E. 1997. Arsitektur Pembangunan dan Konservasi. Jakarta. Djambatan.
Conzen, M. 1960. Alnwick Northumberland a study in town plan analysis. London. Institute of British Geographers.
Handinoto. 1996. Perkembangan Kota dan Arsitektural Kolonial Belanda di Malang. Yogyakarta. Andi.
Rapoport, A. 1960. House Form and Culture. New Jersey. Prentice Hall.
Ridjal, A. M., Antariksa, Suryasari, N., & Santoso, J. T. 2016. Building Form berdasarkan Sejarah Kawasan Bangunan pada Jalan Basuki Rahmat Malang. Jurnal RUAS. 14(2).
Siregar, J. P. 2018. The meaning change of urban heritage: A socio-semiotic investigation of historic areas in Yogyakarta, Indonesia. Queensland. Queensland University of Technology.
Widasari, P. 2009. Perubahan Fungsi Hunian dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Ruang Kota. Depok. Universitas Indonesia.
Wiryomartono. 1995. Seni bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama
Wiryomartono, B. 2002. Urbanitas dan Seni Bina Perkotaan. Jakarta. Balai Pustaka.