PRIORITAS PENGEMBANGAN KORIDOR BERSEJARAH BANDUNG SEBAGAI WISATA PERKOTAAN BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT

Harits Abiy Ramadhan, Surjono Surjono, Eddi Basuki Kurniawan

Abstract


Pariwisata perkotan (urban tourism) adalah pengembangan pariwisata dimana lokasi wisata terdapat di dalam kota, di mana area di dalam kota, titik-titik lokasi, elemen kota, bahkan satu kota menjadi komoditas pariwisata (Prijadi, 2014). Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki nilai sejarah dan kota yang menjadi tujuan wisatawan. Salah satu tempat bersejarah di kota Bandung yang juga menjadi daya tarik wisata adalah Jalan Asia Afrika. Peristiwa sejarah penting terjadi pada Jalan Asia Afrika seperti koridor pertama dalam sejarah pembangunan Kota Bandung, dan tempat dimana konferensi Asia Afrika dilakukan. Penelitian ini mengkaji mengenai bagaimana karakteristik aspek wisata Koridor Jalan Asia Afrika, tingkat kepuasan pengunjung terhadap atribut wisata yang ditawarkan, serta bagaimana kepentingan dan kinerja dari pengelolaan wisata pada koridor oleh Pemerintah Kota Bandung. Referensi Variabel dan atribut pada penelitian ini diambil dari Pedoman Pengembangan Wisata Perkotaan yang dikeluarkan oleh Failte Ireland (2018). Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Importance Performance Analysis. Berdasarkan hasil penelitian ini didefinisikan menjadi atribut prioritas 1 dan atribut prioritas 2. Dapat diketahui bahwa terdapat 6 atribut wisata prioritas 1 untuk diperbaiki dan dikembangkan yaitu kabel yang mengganggu visual koridor, penerangan koridor, jumlah lampu penerangan, keteraturan PKL, keamanan, ketersediaan aparat. Terdapat juga 8 atribut prioritas 2 yaitu keterlibatan aspek budaya, daya tarik unsur alam, tanaman peneduh, jumlah tempat sampah, kurangnya informasi sejarah, terdapat pusat informasi, ketersediaan toilet umum.

Keywords


Pariwisata-Perkotaan; Koridor-Jalan-Asia-Afrika; Importance-Performance-Analysis

Full Text:

Untitled PDF

References


Aswatini. 2011. Sumber dan Koleksi Data (Bidang IPS). Bogor: Pusbindiklat Peneliti LIPI

Bayu, Dimas Jarot. 2015. Jelang Konferensi Asia Afrika, Kota Bandung Bersolek. Kompas Online, Diakses pada tanggal 2 Juni 2020.

Harastoeti. 2011. 100 Bangunan Cagar Budaya di Bandung . Bandung. CSS Publishing

Ireland, Failte. 2019. Development Guidelines for Tourism Destination Towns. National Tourism Development Authority.

Ernawati, J, Surjono, dan B S Sudarmo. 2018. People’s Preferences of Urban Design Qualities for Walking on a Commercial Street. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 126 012206

Martilla, John A dan John C. James. 1977. Importance-Performance Analysis. Journal of Marketing. American Marketing Association.

Patria, Teguh Amor. 2013. Tinjauan Proses Perencanaan Heritage Trails Sebagai Produk Pariwisata Dalam Rippda Kota Bandung. Binus Business Review, 2013, 4.2: 580-595.

Prijadi, Rachmat dkk. 2014. Pengaruh Permukaan Jalur Pedestrian Terhadap Kepuasan dan Kenyaman Pejalan Kaki di Pusat Kota Manado. Jurnal Media Matrasain. Vol. 11, No. 1,Page 43-54.

Sari, Endang S. 1999. Audience Research. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sutikno, Fauzul Rizal, Surjono, dan Eddi Basuki Kurniawan. 2013. Walkability and pedestrian perceptions in Malang City emerging business corridor. Procedia Environmental Sciences 17 424 – 433

Wiyono, Andrian Salam. 2015. Fasilitas Kawasan Asia Afrika Rusak, Ridwan Kamil Langsung Perbaiki. Berita Merdeka Online, diakses pada tanggal 2 September 2020.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.